BANJARNEGARA - Pengemar burung berkicau di Jawa Tengah Minggu (9/8) mengikuti lomba burung berkicau Bupati Cup 2015 dalam rangka HUT RI ke -70 dan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara Ke -184 . Lomba tingkat nasional ini diikuti 800 lebih pengemar burung dari berbagai daerah seperti Bandung, Jogja, Semarang, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Purwokerto, Kebumen, Wonosobo, Temanggung, Pekalongan dan ratusan peserta lokal Banjarnegara.
Lomba ini mempertandingkan empat kelas yakni kelas bergengsi Bupati , Kelas Mawar Biru, Kelas Purwaceng dan Kelas Dawet Ayu. Dalam kelas bergensi antara lain diikuti burung jenis murai batu, cucak hijau dan Kacer Sedangkan untuk kelas Mawar biru juga melombakan jenis burung anis merah, Cucak Jenggot dan Kenari.
Lomba Burung Bupati Cup 2015 berlangsung meriah dan seru. Tidak sedikit peserta yang masuk ke arena perlombaan, karena juri tidak mendengar kicauan burungnya. Bahkan sejumlah peserta emosi karena juri dinilai tidak fear saat melakukan penilaian.
“Juri Independen yang bertugas dilapangan melakukan tugasnya cukup baik dan , dari awal sampai akhir lomba berjalan cukup lancar, Penilaian meliputi fisik burung, gaya, volume kicauan, irama dan lagu kicauan,” kata Bimun.
“Dulu kita masih banyak menjumpai burung di sekitar kita, namun saking banyaknya penggemar burung lambat laun keberadaannya makin menghilang, saya berharap pecinta burung ikut melestarikan keberadaan burung burung tersebut dengan berbagai cara,” kata Mulyanto.
“Lomba burung berkicau bupati cup ini juga menjadi salah satu pendukung Banjarnegara di bidang pariwisata, mengingat sebagian peserta yang hadir berasal dari luar kota Banjarnegara dan kebanyak menghinap di Banjarnegara,” lanjutnya. Lebih lanjut Mulyanto juga berharap lomba burung berkicau Bupati Cup akan menjadi agenda rutin tahunan yang diharapkan akan menjadi salah satu pendukung pariwisata di Banjarnegara.
“Para penangkar burung juga mendapatkan penghargaan dari Bupati sebagai bentuk dukungan pelestarian burung di Banjarnegara,” kata Aris , Sekretaris panitia lomba burung berkicau Bupati Cup.(**anhar)
Burung-burung yang diikutsertakan dalam lomba ini rata-rata pernah menjuarai berbagai kejuaraan tingkat regional dan nasional. Tak heran jika harga satu ekor burung tandingan ini mencapai jutaan rupiah, bahkan ada yang mencapai ratusan juta.
Dalam sambutannya Bupati Banjarnegara yang diwakili oleh Kepala Dinhubkominfo Mulyanto meminta agar penggemar dan pecinta burung di Banjarnegara ikut melestarikan keanekaragaman hayati burung yang ada di Banjarnegara.
Lebin lanjut Mulyanto mengatakan lomba burung berkicau bupati cup juga sekaligus untuk mendukung kunjungan wisata di Banjarnegara.
Yance (32) salah satu peserta dari Cilacap mengatakan kehadirannya ke lomba burung tersebut untuk menjalin komunikasi sekaligus silaturahmi para pecinta burung dan mengukur kemampuan burung yang dimilikinya. “Kami jauh-jauh datang ke sini untuk menyemarakkan lomba sekaligus bersilaturahmi dengan sesama komunitas pecinta burung di Indonesia,” ujar Yance.
Sebelum lomba di mulai, lepaskan berbagai jenis burung. Pelepasan burung tersebut merupakan dukungan kepada pelestarian burung di Banjarnegara.
---
BANJARNEGARA - Ribuan peserta yang terdiri dari pelajar, masyarakat umum, wisatawan mengikuti jalan sehat dalam rangka Dieng Culture Festival (DCF) 2015. sabtu pagi (1/8). Jalan sehat juga diikuti Bupati, dan Forkompinda dan Kepala SKPD juga mengikuti acara tersebut.
Jalan sehat sebagai salah satu rangkaian kegiatan DCF ke- 6 menempuh perjalanan sejauh 6 kilometer tersebut di lepas oleh Ketua DPRD Banjarnegara Saeful Muzad dari halaman Soeharto Withlam menuju Museum Kaliasa, Telaga warna dan finish di halaman pendapa Soeharto Withlam.
“Setelah selesai jalan sehat peserta disuguhi minuman gratis Purwaceng, kegiatan ini menjadi tradisi sebagai upaya mengenalkan Purwaceng sebagai minuman kebugaran khas dataran tinggi Dieng,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Priwisata Banjarnegara Aziz Ahmad.
“Tahun ini DCF diselenggarakan selama 3 hari, dengan harapan semakin banyak wisatawan yang berkunjung dan berlama lama di Banjarnegara ,” kata Sutedjo.
“Dalam perjalannya prosesi ruwat rambut gembel yang menjadi acara utama tidak lagi semata-mata dilihat sebagai peristiwa budaya, namun sudah menjadi sebuah event pariwisata yang berperan bagi peningkat sektor perekonomian masyarakat khususnya di sekitar datarang tinggi Dieng dan pemerintah,” Pungkas Sutedjo. (** Anhar)
Bupati Sutedjo saat memberikan sambutan sebelum pelepasan jalan sehat mengatakan DCF tahun 2015 adalah penyelenggaraan yang ke enam kalinya.
Lebih lanjut Sutedjo menambahkan Event DCF setiap tahun semakin meningkat baik dari sisi penyelenggaraan dengan harapan meningkatkan dampak ekonomi masyarakat sekitar, terutama di sekitar Dieng,” lanjutnya.
DCF ke-6 tahun 2015, panitia menyusun beberapa rangkain kegiatan selama tiga hari. Diawali dengan pengajian , pemutaran film dan malamnya di gelar Jazz Di Atas awan di Timur Kompleks Candi Arjuna pada hari pertama.
Pada hari kedua diadakan jalan sehat, Minum purwaceng bareng, Ekspedisi Pangonan, Pameran Produk unggulan, Pentas seni tradisional, Pesta lampion dan kembang api dan pagelaran wayang kulit.
Acara puncak berupa Prosesi ritual pemotongan rambut gembel dilaksanakan pada hari minggu. Prosesi pemotongan rambut melibatkan 10 anak berambut gembel.